Friday, January 8, 2021

Referensi Jalur Soromandi Bima yang terintegrasi dengan Kecamatan Kilo Dompu

Banyak pantai sepi dengan tumpukan koral.

Libur 4 hari (tanggal 24 - 27 Desember 2020) diserang kejenuhan, lalu memutuskan ikut yang suka bekerja tanpa mengenal libur, hahahahaha........ Karena yang doyan kerja di hari libur akan menuju Desa Sai kecamatan Soromandi, perjalananpun dilanjutkan sampai ke kecamtan Kilo Kabupaten Dompu.
Sebenarnya jalur ini kaya dengan potensi wisata bersejarah, sebut saja ada bekas Benteng masa lampau, wadu Pa'a (Batu Pahatan) dan wisata pulau Kambing.
Namun kita belum membahas potensi-potensi itu, kita akan bercerita kondisi jalur soromandi Kabupaten Bima yang tembus dengan Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu.
Jika star awal kita dari cabang Donggo Kecamatan Bolo kita akan mengikuti alur yang menuju Dermaga Bajo, atau dari Cabang Darusalam jalan alternatif yang tembus dengan Desa Nggembe Kecamatan Bolo, selanjutnya sepanjang jalan sebelah timurnya adalah teluk bima, akan nampak terlihat di seberangnya adalah pesisir kota Bima. 

Jarak yang dekat dengan pesisir Kota Bima

Kita akan belok kanan (utara) seletelah polsek Soromandi. Kondisi Jalan beraspal, ada beberapa jembatan dan crossing air rendah namun dalam kondisi baik, hanya jembatan Soro yang patah, khabarnya terkena banjir beberapa hari yang lalu, baik kendaraan roda 4 dan roda 2 harus berhati-hati karna harus turun, pelan melewati jalur darurat sementara yang dibuat oleh warga setempat.
Semakin ke utara setelah Desa sai, jalur ini kiri kanan nya di dominasi lahan jagung dan bawang, beberapa pemilik lahan lalu lalang menjadikan jalur ini tidak terlalu sepi dan tidak perlu khawatirkan hal-hal yang buruk. 
Areal pantai yang panjang yg diikuti oleh jalan raya. Kondisi pasir yang agak putih dipinggiran pantai penuh dengan coral coral putih. 
Memasuki Desa Sampungu separuh desa dengan kondisi jalan teraspal namun setengahnya  masih dalam kondisi pengerasan dan bercampur tanah dan pasir, terlihat ada kemajuan dari 2 tahun lalu, ditempuh hanya sekitar 15 menit melewati jalur tak beraspal kita akan memasuki desa Kiwu Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu dan jalurpun sudah mulai bagus.

Kondisi jalan yang belum teraspal.



Memasuki Desa Kiwu Kecamatan Kilo Dompu

Kesimpulannya jalur utara Soromandi kabupaten Bima yang terintegrasi dengan Desa Kiwu Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu, kurang ada kendala dengan kemacetan jalan dibanding jalur normal, tentunya perjalanan akan menyingkat waktu Namun perlu kewaspadaan jika pada musim hujan, karna arus deras dari banjir gunung rentan longsor karena sepanjang jalur ini melalui banyak jembatan.






Thursday, January 7, 2021

Pantai Paropa Kecamatan Kilo Dompu


Pintu Masuk Desa Wisata Malaju

Ada apa saja di Kilo, salah satunya adalah Pantai Paropa, pesona pantai yang menawarkan pasir putih ini tepatnya berada di desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu.
Mengawali masuk areal Pantai Paropa disambut oleh Gapura "Desa Wisata Malaju", Malaju yang sejak dulu kaya dengan hasil alam Kelapa, Garoso, selain itu perbaikan infrastruktur yang ada sangat berpengaruh baik, akses menuju pantai ini menjadi sangat mudah, sangat strategis dengan pusat kecamatan Kilo dimana pada areal Pantai Paropa terdapat Dermaga Kilo, lokasi bersandarnya para kapal nelayan dengan ikan-ikan segarnya.  
melaju lagi ke depan, kemudian nampak terlihat areal piknik keluarga yang nampaknya ada pengeloaan wisata lokal di pantai Paropa. spot-spot foto, berugak serta pedagang setempat. di areal ini sering dijadikan areal camping, menjadi nyaman manakala tersedia fasilitas pendukung untuk itu. areal pantainyapun terlihat bersih karena ada pengelolaan.

Spot-spot foto di Pantai Paropa.

Berlalu lebih ke utara lagi areal Pantai Paropa ini masih panjang lagi, saya pribadi lebih tertarik di areal ini, Pantai yang tidak dipermak tanpa spot-spot tulisan, pinggir pantai berjejer pohon kelapa dan hamparan bunga vinca liar putih mendominasi, yang paling unik adalah pohon bakau yang tinggi dan rindang bergelantung puluhan kelelawar-kelelawar.
Bagi saya ini adalah ikon dari pantai ini, sesekali kelelawar-kelelawar ini berpindah dari pohon ke pohon mengepak sayap hitamnya, waah... eksotik...

Tebaran Kelelawar

Bunga Vinca Putih Liar mendominasi di pinggir pantai

Kondisi Jalan di Pantai Paropa

Hari belumlah terlalu sore, namun terlihat di kejauhan hujan lebat yang akan dilewati saat pulang. 
Masih sempatnya kami mengambil gambar d pinggiran jalan raya ke arah pulang. akan membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai pusat kota Dompu, melewati irisan Kecamatan Sanggar Kota Bima dan menuju cabang Manggelewa Kabupaten Dompu.

Spot arah Jalan Pulang

Tuesday, January 5, 2021

Air Terjun "Oi Marai" Tambora Bima


Awal tahun lalu sempat gagal menuju lokasi ini karena insiden buruk. Dan kembali akhir tahun 2020 melewati jalur utara tambora Kecamatan Sanggar menuju Air terjun Oi Marai.

 Jalan beraspal memasuki area pintu masuk
menuju Air terjun Oi Marai Tambora
Menyingkat dari cerita perjalanan sebelumnya cerita jalur utara Tambora (Baca: Sisi Utara Tambora Ala Hutan Pinus), menjelang pergantian tahun Desember di 2020 benar-benar tak absen oleh hujan, rumput-rumput kering eksotik telah berganti rerumputan hijau. 

Air terjun Oi Marai terletak di Desa Kawinda To'i Kecamatan Tambora Kabupaten Bima, NTB, tidak berbeda dari kondisi Januari lalu, memasuki Desa Kawinda To'i kondisi jalannya belum teraspal masih jalan tanah berpasir, namun jalur teraspal bagus mendekati pintu masuk Air terjun Oi Marai.


Gapura Selamat Datang di Air Terjun Oi Marai
Terlihat ke arah langit di depan awan hitam bergelantung, namun kekhawatiran soal hujan teralihkan oleh Gapura terpampang Selamat Datang di Air Terjun Oi Marai.
Bertolak dari gapura menuju Lokasi wisata air terjun Oi Maria kita menempuh waktu kurang lebih 7 menit lagi untuk sampai di tempat registrasi pengunjung dan masih bisa akses dengan kendaraan baik roda dua dan empat. Terdapat persimpangan mengambil jalur yang agak nanjak, kemudian terlihat areal palang parkir. Saya menjelaskan detil pada bagian ini, karena  kami sedikit ragu mengambil jalur ini.

Wisata Air terjun Oi Marai dikelola bersama oleh Kelompok Pencinta Alam (KPA) setempat yaitu perkumpulan pemuda dan masyarakat yang mendapat rekomendasi Desa dan petugas Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT). Tiap pengunjung dilakukan registrasi, karena kami berempat saat itu tarifnya dikenakan 30 ribu. Jika ingin bermalam tersedia juga untuk penyewaan tenda, fasilitas Mushola dan WC, dan kita bisa menggelar tenda di area camping di sepadan sungai.

 menuju areal parkir mengambil jalur                  
yang nanjak.   

Waktu sudah menunjukkan jam 15.30, selepas memasang tenda, kami segera menuju lokasi air terjun Oi marai. Dari tempat registrasi menuju spot air terjun hanya bisa akses dengan jalan kaki yaitu sekitar 400 meter, Kondisi jalan terlihat cukup jelas dan aman, ditata namun masih terlihat alami. 



Menggelar Tenda di pinggir sungai

  ditata namun masih terlihat natural. 
Tersedia penyewaan tenda.      
Jalur menuju spot Air Terjun Oi Marai
Sepanjang jalan batu-batu raksasa menyajikan view alam yang luar biasa. Jalurnya tentu saja naik dan nanjak Layaknya mendaki gunung, sedikit berpesan : kalau tidak terbiasa jalan kaki, sebaiknya membiasakan diri dulu sebelum ke sini. namun terdapat bangunan berugak pada tiap-tiap selepas tanjakan.
Makin dekat makin nanjak, terdengar dari jauh suara deburan air, air terjunya sudah mulai terlihat, view yang mempesona, sontak saja si kecil bungsu (10 tahun) menyebutnya, "waow.. jurrasic Word", dia menyebutnya demikian seperti dia meyaksikan view di film hollywood tersebut, karena memang sangat sangat eksotik (sampai dua kali sangat).


Air terjun Oi Marai sudah mulai terlihat.

Tangga turun menuju  air terjun Oi Marai

Waktu menunjukkan jam 16.31 WITA, kita menuruni tangga terakhir menuju cekungan air terjun Oi Marai, terlihat tidak terlalu ramai, tersisa 4 orang pengunjung.
Ada kekaguman yang luar biasa pada ciptaan Tuhan, namun sedikit was was juga dengan power air terjun setinggi kurang lebih 25 m ini dengan debit air yang sangat besar, kita mesti berhati-hati berjalan di pinggiran kawat ikat bronjong, batu yang licin, airnya jernih dan deburan air yang jatuh seperti awan putih. 






Air Terjun dengan ketinggian kurang lebih 25 meter
Spot Air Terjun Oi Marai Tambora


bolehlah kita menikmati kesegaran air terjun di sini,
namun di sisi kedalaman air yang aman,
 jarak dengan jatuhnya air lumayan jauh


Istimewanya air terjun ini adalah tidak mengenal musim, debit air selalu stabil ada , sekalipun pada musim kering. 
Dari beberapa referensi, kawasan air tejun Oi Marai memiliki banyak air terjun, antara lainnya adalah Air terjun Niwa, Air terjun Bendungan, Air terjun cabang empat, namun bidadarinya adalah di spot ini, yang biasa disebut Air terjun Bidadari.
Aliran Oi Marai yang akan di lewati
 jika melalui jalur Pekat
Hal yang buat nyaman adalah adanya Pengelolaan wisata Air terjun oi marai oleh Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT) hal-hal yang dikhawatirkan terkait resiko dari kondisi alam terpantau baik. Namun batas aman dari berkunjung ke Wisata Air terjun Oi marai adalah dewasa dan untuk anak-anak minimal 10 tahun. 
Jika titik awal kita dari dari Bima, selisih jalur kecamatan Sanggar dan Kecamatan Pekat Dompu adalah kurang lebih 45 menit sampai 1 jam. Di jalur Kecamatan Sanggar akan melalui pemandangan hamparan ladang jagung Desa Lanci jaya Kabupaten Dompu, namun saat ini kita skip ceritanya karena baru seumur jagung (eh baru ditanam.. hehehe... ) akan melintasi "Oi Tampiro" (kami kehujanan di sini), jalur off road tambora dan pintu jalur pendakian. Namun jika menimbang standar keamanan kodisi jalan beraspal sampai lokasi boleh mengambil jalur kecamatan Pekat Dompu, di sini sejalur dengan Pulau Satonda, Sarae Nduha dan jalur Doro Ncanga. Akan tetapi di jalur ini kita akan melewati aliran air "Oi Marai" yang bermuara ke laut.